Rabu, 23 Februari 2011

*Berlombalah Datang Lebih Awal*


Nabi saw.: Apabila tiba hari Jum’at, di setiap pintu masjid ada beberapa malaikat yang mencatat orang-orang (yang datang) sesuai dengan kedudukan mereka, yang pertama lalu yang berikutnya (dst.) Lalu bila imam telah duduk, mereka melipat catatan itu dan datang (masuk ke dalam masjid) mendengarkan peringatan (khutbah jum’at). Perumpamaan orang yang datang di awal waktu bagaikan orang yang berkurban unta, kemudian (yang berikutnya) bagaikan berkurban lembu, lalu bagaikan berkurban kambing, kemudian seperti berkurban ayam, dan (berikutnya) bagaikan berkurban telur. Muttafaq’alaih dari AbuHurairah ra. ShahihTartib 1/309 no.4
Saudaraku, marilah menjadi hamba ALLAH dengan kurban yang terbaik...

*Mengantuk pada Khutbah Jum'at*


Nabi saw.: Jika salah seorang dari kalian mengantuk pada hari Jum’at (=saat mendengarkan khutbah) maka hendaklah dia berpindah ke tempat duduk temannya dan temannya beralih ke tempat duduknya. HR. Baihaqi dari Samurah ra. Shahih Tartib 1/313 no. 8.
Inilah sebagian dari usaha yang diajarkan agar dapat memperhatikan khutbah Jum’at  dengan sebaik-baiknya, karena ibadah jum’at bukan sekedar shalat di masjid bersama Imam. Mendengarkan khutbah adalah bagian yang sangat penting dalam ibadah Jum’at.

*SHALAT YANG MENCEGAH NIFAQ (=KEMUNAFIKAN)*


Nabi saw.: Barang siapa mengerjakan shalat secara ikhlas karena ALLAH selama 40 hari dengan berjamaah dan selalu mendapatkan takbir yang pertama (takbiratul ihram) maka akan dicatat untuknya 2 kebebasan, bebas dari neraka dan bebas dari kemunafikan. HR. Tirmidzi (241) dari Anas bin Malik ra. Dinilai sbg hadits hasan oleh Albani.
Ath-Thibi: Di dunia, ALLAH menyelamatkannya dari beramal seperti amalan munafik dan memberinya taufik untuk beramal seperti orang-orang ikhlas beramal. Sedangkan di akhirat nanti ALLAH akan menyelamatkannya dari semua sebab yang membuat orang munafik disiksa dan ALLAH akan bersaksi bahwa dia bukan seorang munafik. Karena munafik shalat dengan malas, sedang orang ini tidak demikian. (TuhfatulAhwadzi 2/40).

*MUNAFIK DAN SHALAT#2*


“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterimanya nafkah-nafkah dari mereka selain karena mereka kafir kepada ALLAH dan RasulNYA, dan mereka pun tidak melakukan shalat kecuali dengan malas dan tidak menafkahkan harta mereka kecuali dengan rasa enggan (=merasa sayang untuk beramal dengan hartanya).” At-Taubah (9):54.
Nabi saw.: Itulah shalatnya orang munafik. Dia duduk mengintip matahari, sehingga ketika matahari telah berada di antara dua tanduk setan, dia berdiri mematuknya empat kali. Dia tidak menyebut nama ALLAH dalam shalatnya kecuali hanya sedikit. HR. Muslim (1443) dari Anas ra.

*MUNAFIK DAN SHALAT*


“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu ALLAH dan Diapun akan membalas tipuan mereka. Dan bila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas, (dengan shalatnya) mereka ingin memperlihatkan diri kepada orang-orang (=riya). Dan mereka tidak mengingat ALLAH kecuali hanya sedikit sekali.” An-Nisa’ (4): 142.
Nabi saw.: Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya’ dan shubuh. Andaikan mereka tahu pahala yang terdapat pada kedua shalat tersebut, pasti mereka akan datang (ke masjid untuk melaksanakannya dengan berjama’ah) meskipun harus (berangkat) dengan merangkak. Muttafaq ‘Alaih dari AbuHurairah ra.

*HIKMAH DALAM BERDAKWAH*


Nabi saw.: (wahai ‘Aisyah), jika bukan karena (menimbang) kaummu yang baru saja (meninggalkan) kekufuran (=mereka masih muallaf), niscaya sudah kurombak ka’bah, kemudian akan kubangun lagi sesuai dengan pondasi (yang dibuat) Ibrahim as. –karena orang Quraisy (semasa Jahiliyyah) telah mengurangi (luas) bangunannya- dan akan kubuat untuknya pintu (tambahan). HR. Bukhari (1585) dari ‘Aisyah ra.
ibnuHajar (Penulis Syarah Bukhari): boleh meninggalkan sebuah maslahat demi menghindari madharat dan boleh tidak mengingkari kemungkaran pada saat terjadinya jika kuatir menimbulkan kemungkaran yang lebih parah.

Diary Taushiyah © 2008 Por *Templates para Você*